Seniman Versus AI, Runtu: Ini Bentuk Kolaborasi

Penulis: Hendro Karundeng

ELEKTORAL.ID, Tomohon – Artificial Intelligent (AI) teknologi modern yang kini kian jadi alat bantu bagi masyarakat secara umum. Sering dianggap sebagai pembunuh hak intelektual manusia akan berbagai aspek karya.

Melky Runtu, seorang seniman seni rupa Sulawesi Utara (Sulut) beri sedikit cerita tentang pandangannya terhadap AI dalam dunia seni rupa maupun seni grafis digital.

“Mungkin memang sekarang topik ini sedang panas, dimana AI mungkin dianggap sebagai pembunuh karya otentik para seniman, tapi menurut saya justru ini merupakan suatu instrumen seni yang secara merdeka dan bebas bisa pakai atau ajak berkolaborasi dalam dunia seni,” ujar Runtu saat bersua di salah satu galeri pameran di Kota Manado. Minggu (08/06/2025).

Seniman asal Langowan, Kabupaten Minahasa ini justru punya pandangan unik terhadap kerja dan manfaat AI dalam dunia seni. Menurutnya, Seni itu tidak memandang wujud, tapi apa nilai serta makna filosofi karya tersebut.

AI. Circuit board. Technology background, Central Computer Processors CPU concept..

“Jadi sebenarnya AI itu justru bukan replacement, atau suatu sosok yang akan menggantikan para seniman. Karena tidak bisa dipungkiri juga dunia berkembang, zaman semakin modern dan kita yang hidup didalamnya mau tidak mau harus beradaptasi, AI ini buatan manusia, sebuah alat bantu, instrumen dalam kebutuhan masyarakat bukan pengganti seniman itu sendiri,” jelas Seniman Langowan yang sudah puluhan tahun berkarya di Ibu Kota.

Hak intelektual seniman memang tidak terbatas dalam suatu karya, hal ini dipertegas Runtu, dirinya percaya bahwa AI merupakan hasil kolaborasi banyak seniman dunia, hasil karya AI merupakan refleksi para seniman yang diimplementasikan secara digital.

“Kata siapa kami sebagai seniman tidak menggunakan AI?, banyak seniman yang sekarang menyelesaikan suatu karya dengan bantuan AI, seperti merancang seni rupa sebelum dikerjakan, presentasi suatu karya yang mungkin sudah hilang fisiknya, tapi masih bisa kita nikmati dengan bantuan AI. Makanya menurut saya, AI ini justru hal yang layak Seniman ajak Berkolaborasi, dan ya AI suatu alat bantu, tapi saya lebih suka pakai kata kolaborasi,” papar Runtu.

Tak lupa, Runtu beri pesan bagi para pemuda yang bergelut dalam dunia seni untuk tetap punya nilai orisinil dalam karya yang mereka buat walau dengan bantuan AI.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini