Semangat Pangdam XVIII/Kasuari Bangun Papua Barat Ini Menuju Indonesia Maju

Penulis: Bimo Putro
Editor: Happy Karundeng


ELEKTORAL.ID, Manokwari – Pangdam XVIII/Kasuari, Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa didampingi Kasdam XVIII/Kasuari, Brigjen TNI Djoko Andoko serta pejabat Kodam lainnya menerima audiensi Mahasiswa Universitas Papua (Unipa) dari Fakultas Pertanian dan Fakultas Peternakan, Rabu (3/3) di ruang Yudha Makodam XVIII/Kasuari, Trikora Arfai 1, Manokwari, Papua Barat.

Pangdam Cantiasa mengungkapkan pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia masih terus berjuang untuk keluar dari pandemi tersebut. Ia menyebut kasus positif sudah banyak yang melebihi korban dari perang dunia.
“Untuk tingkat nasional, korban mencapai hampir 32.000 jiwa, dan di tanah Papua Barat sendiri kurang lebih ada 127 orang yang meninggal akibat pandemi Covid-19,” kata Cantiasa dalam keterangan pers, Kamis (4/3).
Ia mengatakan pemerintah telah melakukan berbagai formulasi untuk menghadapi pandemi ini, mulai dari PSBB, PPKM Mikro, dan ‘Kampung Tangguh’ yang melibatkan TNI-Polri dan pemerintah setempat.
Saat ini Papua Barat memiliki 115 Kampung Tangguh yang semestinya memiliki ketahanan pangan saat terjadi lockdown, masyarakat sudah mampu untuk menghidupi dirinya dalam hal pangan, sekaligus mampu mencukupi kebutuhan pangan yang ada di kampungnya.
“Untuk itu perlunya kita membuat sebuah ketahanan pangan di seluruh wilayah Papua Barat, dengan cara membudayakan masyarakat untuk berkebun, membuat tanaman-tanaman sayur, memelihara ikan, dan beternak untuk kebutuhan gizi masyarakat sehari-hari,” Cantiasa menuturkan.
Kondisi ekonomi di masa pandemi Covid-19, lanjut Cantiasa, semakin menurun dan daya beli masyarakat semakin rendah. Melihat hal itu, Kodam XVIII/Kasuari memiliki sebuah gagasan bagaimana membuat sebuah pilot project ketahanan pangan, yang terjangkau dengan menggunakan limbah dan bahan bekas yang ada di lingkungan sekitar.
Menurutnya, persiapan ketahanan pangan masyarakat di Papua Barat adalah menjadi tanggung jawab bersama, termasuk juga para Mahasiswa Fakultas Pertanian dan Fakultas Peternakan UNIPA, yang secara akademisi mendapatkan ilmu tentang bagaimana bercocok tanam, namun harus tetap melakukan inovasi-inovasi, terkait dinamika di lapangan, dihadapkan pada kondisi geografis Papua Barat.
“Kita harus selalu memiliki banyak ide gagasan, bagaimana dengan biaya yang murah kita bisa menyiapkan ketahanan pangan untuk masyarakat Papua Barat. Konsep pertanian ketahanan pangan yang sederhana adalah bagaimana masyarakat kita bisa memetik sayur di sekitar rumahnya setiap hari untuk memenuhi kebutuhan gizi dan vitamin sehingga ke depan sumber daya manusia Papua Barat semakin baik,” Cantiasa menambahkan. (Imo)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini