Penulis : Hendro Karundeng
Editor : Rikson Karundeng
ELEKTORAL.ID, Jayapura – ‘SeCangkir Koppi’ tersaji. Sharing tentang pendidikan adat yang digelar di desa Hobong, sekitaran danau Sentani, Sabtu (22/10/2022), dihadiri oleh sejumlah pemuda adat Nusantara di antaranya dari pemuda Dayak Kalimantan, Minahasa Sulawesi Utara, juga Batak Sumatera. Selain itu hadir juga para penggiat budaya dan penggerak sekolah adat, serta para murid sekolah adat dari Jayapura.
Salah satu penggiat sekolah adat yang juga Kepala Sekolah Adat Hobong, Origenes Monem yang turut berbagi cerita, mengatakan sekolah adat di wilayahnya berdiri sejak tahun 2016 yang lalu.
“Untuk sekolah adat kami sebenarnya sudah berdiri sejak tahun 2016 yang lalu, dan pada tahun 2017 sekolah adat diresmikan oleh Bapak Gubernur Lukas Enembe. Pada bulan Agustus tahun 2017 akhirnya disahkan pendidikan adat yang bisa kami gunakan sebagai bahan ajaran di sekolah adat,” ujarnya.
Monem menjelaskan, setelah jalan beberapa waktu, sekolah adat kabupaten Jayapura, khususnya desa Hobong sempat dilanda musibah.
“Kami juga sempat mengalami beberapa kesusahan karena lalu waktu terjadinya banjir bandang dan air danau Sentani meluap. Banyak bangunan sekolah adat runtuh sehingga kami harus membangun kembali dari awal,” jelasnya.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Jayapura, Ronald Yaroserai menjelaskan pendanaan untuk sekolah adat di desa tersebut didistribusikan dengan baik oleh pemerintah daerah setempat.
“Kami juga bersyukur karena kami bisa mendapat topangan dana, dan semuanya bisa kami pergunakan dengan baik. Untuk modul bisa kami terapkan dengan baik sehingga sangat membantu kami saat menjalankan pembangunan sekolah adat,” jelasnya.
Stefianus, Kepala Suku Taime juga ikut menyuarakan harapannya soal sekolah adat di Jayapura.
“Kami dahulu, moyang kami sempat punya rumah adat yang sekarang sudah tidak ada. Jadi harapan kami terhadap sekolah adat ini, bisa menjadi wadah juga mediasi bagi kami agar bisa kembali menyuarakan bahasa ibu kami supaya nanti bisa lebih dikenal oleh masyarakat adat di seluruh Nusantara,” tandasnya.
Kegiatan dalam rangkaian dengan Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI di Tanah Adat Tabi, Jayapura, Papua ini dilaksanakan oleh Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) bersama The Samdhana Institute.