Penulis: Hendro Karundeng
Editor: Happy Christian
ELEKTORAL ID, Tomohon – Penilaian Kelulusan atau yang sering dikenal dengan Ujian Nasional telah usai dilaksanakan beberapa Sekolah Dasar (SD) pada pekan kemarin. Salah satunya SD GMIM 7 Tomohon, di Kelurahan Kamasi, Kecamatan Tomohon Tengah, Kota Tomohon.
Jeanely Yunitha Taroreh, S.Pd., Kepala Sekolah SD GMIM 7 Tomohon, memiliki catatan tentang proses yang telah dilalui para siswa kelas VI di sekolahnya hingga siap untuk masuk ke jenjang pendidikan lebih tinggi. Salah satunya mengenai soal ujian.
“Penilaian Kelulusan ini kan sudah diserahkan sepenuhnya ke sekolah masing-masing. Sudah bukan jadi tanggung jawab sepenuhnya Dinas Pendidikan. Tapi prosesnya itu sesuai dengan yang lalu-lalu. Cuma mungkin kendala ketika soal diserahkan kepada masing-masing sekolah atau ke gugus,” ujar Taroreh, Senin (05/06/2023).
Menurutnya, soal yang membuat setiap siswa punya “high thinking order” merupakan hal yang sangat penting.
“Jelas saja ketika mereka di SMP evaluasinya akan berbeda startnya. Karena kalau secara nasional, itu merupakan persamaan persepsi maupun konfirmasi untuk soal, tapi ini berbeda untuk setiap sekolah. Memang merdeka belajar, ini salah satu wujudnya. Tapi apakah setiap guru bisa membuat soal yang membuat setiap siswa punya high thinking order? Membuat soal yang seperti itu berbeda-beda. Tidak semua sekolah mampu, tidak semua guru kelas atau penyusun mampu membuat soal yang seperti itu. Karena anak-anak sekarang kelemahannya ada di penyelesaian masalah. Kalau cuma soal-soal teori, okelah. Kalau dia belajar pasti dia mampu jawab,” paparnya.
Selain itu ditambahkannya, setiap guru punya cara penyusunan soal yang berbada-beda.
“Ada guru yang ingin menyusun soal agar siswa mampu menjawab, tapi ada juga guru yang memberikan tantangan kepada anak. Nah, ke depan mungkin ke tingkat yang lebih, ketika mereka dihadapkan dengan satu soal yang sama atau melalui test, itu yang mungkin jadi kendala,” tambahnya.
Selain terkait soal ujian, Taroreh mengatakan analisis harus dilaksanakan sebelum siswa memasuki jenjang pendidikan berikut.
“Tetapi harapannya nanti ketika mereka ke jenjang berikut, tentu jenjang tersebut bisa memahami karakter siswa yang berbeda. Jadi harus ada analisis juga sebelum masuk ke tingkat berikut, harus ada analisis mana siswa yang mempunyai bakat begini, begitu, sehingga lebih mudah untuk melaksanakan pembelajaran kalau kita sudah analisis lebih dulu,” ujarnya.
Taroreh juga mengatakan, SD GMIM 7 sendiri telah berupaya melakukan yang terbaik dalam proses belajar siswa di sekolah, persiapan, termasuk untuk mecapai kelulusan dengan menyusun soal sesuai indikator ujian.
“Kalau disekolah sini, saya perhatikan untuk soal sudah sangat baik dibuat. Secara umum yang biasanya kita lihat di indikator-indikator ketika ujian, kita harus menyesuaikan. Kami sudah melakukan yang terbaik agar kelulusan terlaksana,” tutupnya.