Penulis: Hendro Manongko
Editor: Rikson Karundeng
ELEKTORAL.ID, Tondano – Pelantikan dan diskusi penguatan Himpunan Mahasiswa Tombulu Minahasa (HMTM) bertajuk, “Mahasiswa Tombulu di Era Revolusi Industri 4.0” sukses digelar di aula serbaguna GMIM Torsina Kembes, Kecamatan Tombulu, Sabtu (10/7/2021).
Tampil sebagai pembicara dalam diskusi ini, akademisi dan pengamat sosial Rikson Karundeng, M.Teol., Ketua Gerakan Mahasiswa (Gema) Minahasa, Abraham Mononutu Lintong, M.Th., Ketua KNPI Minahasa Rifky Johanes Roring, S.T., dan Ketua KNPI Tomohon Kharlheinz Putra Minahasa Senduk, S.H.

Di hadapan para pengurus HMTM dan tamu undangan yang hadir, Kharlheinz berbagi sejumlah pengalaman. Salah satunya pesan sang ayah yang diyakini sangat terkait dengan era revolusi industri 4.0.
“Bacirita tentang era revolusi industri 4.0., dapa inga kita pe sebe (ayah) sering ja bilang. Kita pe zaman sekarang akan lebih susah bersaing dari pada zaman-zaman dahulu. Karena apa? Karena sekarang, semua apa-apa so gampang. Jadi, kesimpulannya, torang musti jadi pemuda yang kreatif dan pemuda yang inovatif,” kata Senduk, yang dikenal sebagai putra kebanggaan Wali Kota Tomohon Caroll. J. A. Senduk, S.H.
Dijelaskan, benteng terakhir di tengah gempuran globalisasi kini adalah nilai-nilai lokalitas. Hal itu sangat dibutuhkan, terutama mengenal indentitas, jati diri.
“Orang-orang Minahasa, termasuk Tombulu, sebenarnya pande-pande, punya pemikiran yang cerdas. Cuma satu hal, torang itu terjebak di globalisasi dini. Sangat disayangkan torang nda siap maso di masa ini karena torang nda ada pegangan. Masih nintau torang pe jati diri,” terang Arel, sapaan akrabnya.
“Jadi for teman-teman, torang musti mencintai torang pe jati diri. Cuman cari dulu. Yang paling utama ialah spirit keminahasaan serta nilai-nilai hidup yang diajarkan leluhur Minahasa. Torang boleh skolah tinggi-tinggi, sekolah jaoh-jaoh tapi jangan lupa pulang dan kembali ke rumah,” ajak Arel yang juga dipercayakan sebagai Pembina HMTM.
Ia berharap, di era revolusi industri 4.0, pola pikir pemuda harus ada perubahan. Termasuk tentang kesadaran diri sendiri untuk lebih peka mengembangkan seluruh potensi yang diberikan Sang Khalik.
“Harapan for teman-teman, mari rubah pola pikir. Kita pe visi suatu saat nanti, torang orang-orang Minahasa, boleh jadi trendsetter. Terus, harus lebih peka dan sadar kapasitas diri sendiri. Tuhan da kase kesempatan orang beda-beda, talenta yang berbeda-beda. Jadi tinggal bagimana torang mo mengolah torang pe talenta yang Tuhan ada kase itu,” ucap Arel. (*)