Elektoral.id, Jakarta – Pengamat Politik Hendri Satrio menilai Presiden Jokowi sudah tidak terkendali dalam menempatkan dirinya di peta politik menjelang habis masa jabatan sebagai kepala negara.
“Selama 9 tahun ini Presiden Jokowi sedang berpikir untuk Oktober nanti beliau selesai menjadi presiden. Buku ini sangat tepat yang menyebut Jokowi sudah tidak terkendali,” kata Hendri dalam bedah buku Anies Rasyid Baswesan: Berbahayakah Bagi Oligarki di rumah pemenangan Anies-Imin (Amin) di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (25/1).
Hensat, sapaan akrabnya, mengatakan Jokowi sedang memikirkan strategi politik untuk ke depannya. Ia juga menyinggung Jokowi yang tidak memiliki partai seperti tiga mantan presiden terdahulunya yakni Abdurahman Wahid alias Gusdur dengan PKB, Megawati dengan PDIP, dan Susilo Bambang Yudhoyono dengan Partai Demokrat.
“Beliau juga memikirkan anak ada tiga, ada yang jadi walikota (Solo), ada yang suaminya jadi walikota (Medan), yang ketiga apa ya selain ninggalin cerita di Singapura. Yauda kamu saya tawarkan menjadi ketua partai daripada jualan pisang,” ujarnya.
Saat ini putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka maju sebagai cawapres 2024. Menurutnya, elektabilitas Gibran tidak ada pengaruh maupun kontribusinya kecuali murni dari sang ayah. “Yang mempengaruhi elektabilitas kan Prabowo. Sama halnya Prabowo dan Jokowi yang punya peran penting dalam elektabilitas.
“Kembali lagi ke soal buku tadi, Pak Jokowi ini memang sudah tidak terkendali. Apapun dilakukan sampai-sampai anaknya mendampingi capres yang pernah menjadi lawan tandingnya,” Hensat menuturkan.
Selain itu, Hensat mengatakan bukti Presiden Jokowi yang sudah tidak terkendali ini dengan pernyataan tentang presiden dan menteri boleh berpartisipasi dalam kampanye asal tidak menggunakan fasilitas negara.
“Presiden itu kan pucuk dari kepemerintahan. Di mana ASN dilarang ikut berkampanye tapi di sini dia membolehkan menteri bahkan presiden berkampanye. Sebenarnya susah ya, karena kesehariannya kan beliau memakai fasilitas negara,” celetuknya.
Di sela-sela bedah buku, Hensat memberi usul kepada Timnas Pemenangan AMIN agar Capres Anies harus sering datang mendatangi rakyat untuk mengambil simpati masyarakat. Menurutnya, kampanye Anies selama ini justru sebaliknya.
“Mumpung masih ada waktu, saya mau kasih usul kepada Capres 01 Anies harus sering-sering datang ke rakyat, jangan Anies yang didatangi rakyat. Karena selama ini Anies membuat acara mengumpulkan rakyat itu kan sama aja dengan rakyat yang datang ke Anies,” ia menambahkan. (Imo)