Penulis: Hendro Karundeng
Editor: Happy Christian
ELEKTORAL.ID, Tomohon – Berbagai upaya persiapan Penilaian Kelulusan dilakukan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kristen Tomohon. Johny Roring, S.Pd., M.Pd.K. selaku Kepala Sekolah optimis siswanya siap lanjut ke jenjang lebih tinggi.
Roring menjelaskan, berbagai persiapan dilakukan SMP Kristen Tomohon tuk capai hasil terbaik bagi para siswa.
“Jadi dalam rangka pelaksanaan assessment akhir di kelas Sembilan SMP Kristen Tomohon, maka memang sejak awal kita sudah persiapkan. Jadi persiapan itu tidak semata hanya mempersiapkan Penilaian Akhir atau assessment akhir atau ujian, tetapi itu juga sudah diatur melalui kalender pendidikan,” kata Roring, saat bersua di sekolahnya, Senin (05/06/2023).
Menurutnya, sekolah mengupayakan siswa tak hanya pintar dalam bidang intelektual, tapi juga berkarakter sesuai profil pelajar Pancasila.
“Sehingga sudah dibuat dalam program sekolah, baik program tahunan maupun program semester, sehingga para siswa itu berproses dalam pembelajaran. Jadi mereka dibentuk bukan hanya dari segi intelektual atau pengetahuan mereka semata, tetapi mereka juga itu dibentuk dari karakter. Nah, sekarang anak-anak tentunya diharapkan mempunyai karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila,” paparnya.
SMP Kristen Tomohon yang juga salah satu sekolah penggerak di kota Tomohon sejak tahun 2022, terus ciptakan siswa yang memiliki profil pelajar Pancasila.
“Sebagai sekolah penggerak memang kita sedang dalam proses pembelajaran. Itu ujung-ujungnya untuk menjadikan anak sesuai pofil pelajar Pancasila,” ujar Roring.
Juga menjelaskan, siswa dibina dengan berdiferensiasi, serta berdasarkan minat dan bakat.
“Memiliki potensi dengan harapan mereka melanjutkan pendidikan lebih atas, tetapi juga pelajaran yang bermakna untuk mereka di masa yang akan datang. Maka dari itu pembelajaran itu berdiferensiasi, yakin pembelajaran yang sesuai dengan karakter anak didik. Sehingga perlakuan terhadap anak didik tidak semua sama. Minat belajar anak beda, ada yang suka kegiatan fisik, tetapi ada juga anak-anak yang cenderung lebih berdiam diri. Ada yang suka membaca, ada yang suka dengan demonstrasi,” papar Roring.
Ditambahkannya, penilaian terhadap siswa tak hanya diambil dari hasil ujian, melainkan juga proses serta tugas.
“Khususnya kelas sembilan yang ada pembelajaran khusus, jadi ada pelatihan bagi mereka untuk melaksanakan ujian. Supaya ketika anak-anak ini mengikuti ujian akhir, mereka menunjukan kesiapan diri, untuk dapat menyelesaikan ujian itu sendiri. Walaupun penilaian itu tidak hanya hasil ujian itu, tapi juga penilaian proses, dari tugas-tugas yang mereka lakukan, yang menjadi sumber nilai keberhasilan mereka. Sehingga ketika mereka lulus, mereka itu lulus berdasarkan kriteria yang dipersiapkan oleh pemerintah,” tegas Roring.
“Sebagai kepala sekolah, dengan berbagai upaya yang dilakukan, saya yakin mereka itu siap untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi,” sambungnya.