Penulis: Eka Egeten
Editor: Rikson Karundeng
ELEKTORAL.ID, Manado – Di penghujung tahun 2020 ini, sebanyak 270 daerah di Indonesia akan menggelar pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak. Momen historis itu juga akan tersaji di Sulawesi Utara (Sulut).
Perhelatan pesta demokrasi ini diharapkan berjalan aman, damai, bermartabat, dan demokratis. Agar harapan itu bisa tercapai, budayawan yang juga pemerhati demokrasi Sulut, Fredy Sreudeman Benyamin Marny Wowor, mengingatkan falsafah hidup para leluhur. Ditegaskan, ‘maesaan waya’ (bersehati sekerja semua) adalah kunci menjaga persatuan di tahun politik.
“Dalam situasi tahun politik pun kesadaran ini harus tetap dijaga. Jangan karena ambisi politik kita malah mengorbankan keselamatan banyak orang dan diri kita pribadi,” kata Wowor, Jumat (10/7).
Menurut pengiat Mawale Cultural Center ini, ‘maesaan waya’ merupakan suatu bentuk pengajaran dari leluhur orang Minahasa yang kemudian diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
“Citarasa dan empati mereka (para leluhur) selalu berdasarkan pada visi bahwa generasi yang lebih dahulu membuka jalan bagi keberadaan generasi kemudian. Makanya tou tumou tou, tou mamuali tou (manusia hidup, tumbuh dan berkembang untuk menjadi manusia seutuhnya),” jelasnya.
Founder Wale Papendangan ini mengungkapkan, makna dari ‘maesaan waya’ pada setiap zaman selalu bertransformasi tetapi hakikatnya selalu dipertahankan. Salah satunya, pada masa lampau ketika orang Minahasa berhadapan dengan orang-orang Eropa pada konteks penjajahan.
“Saling pengaruh dalam interaksi sosial salalu ada. Tetapi orang tua dahulu sangat menghayati kehidupan mereka, karena itu mereka sangat prinsipil dalam setiap pemikiran dan tindakan. Yang baik dari orang Eropa mereka ambil, yang tidak mereka tolak,” ujarnya.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan bahwa ‘maesaan waya’ memperlengkap spirit ‘mapalus’. Walaupun dipertemukan dengan masyarakat lain tetapi persatuan dan kesatuan pasti dipegang teguh dalam satu keberagaman hidup, dalam satu tanah.
“Konsep maesa memang mensyaratkan pengakuan bahwa orang lain juga dipercayakan untuk hidup bersama-sama dalam kehidupan ini, apalagi berhadapan dengan Pilkada 2020 ini,” tandas Wowor. (*)