ICPW Komentari Sikap Lebay Emerson Kritik Pungli

Penulis: Imo Si Jurnalis Muda

Editor: Happy Karundeng

_______________________________________________

Elektoral.id, Jakarta – Indonesian Civilian Police Watch (ICPW) mengapresiasi upaya Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo yang sigap yang membenah lini-lini di jajarannya dari dugaan pungutan liar (pungli).
Ketua Presidium ICPW Bambang Suranto mengatakan upaya menekan praktik pungli di samsat dan satpas SIM sudah lama dilakukan Sambodo. Bukan semata setelah adanya aduan mantan aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW) Emerson Yunto.
“ICPW sangat mengapresiasi upaya Dirlantas Polda Metro Jaya dalam menekan praktik-praktik pungli di satker-satker (satuan kerja)-nya,” kata Bambang dalam rilisnya, Jumat (17/9).
Kebijakan soal pencegahan dugaan pungli, Sambodo saat itu memiliki empat langkah. Pertama, membangun sistem berbasis daring guna mengurangi pungli di satpas dan samsat melalui aplikasi SINAR untuk perpanjangan SIM, SIONDEL dan SIGNAL untuk perpanjangan STNK, e-TLE untuk tilang.
Kedua, fungsi pengawasan di kantor samsat juga terus ditingkatkan, melalui kamera CCTV. Ketiga, kontak pengaduan masyarakat. Keempat, sanksi tegas bagi anggota yang kedapatan melakukan pungli, antara lain mutasi demosi, turun pangkat dan sebagainya.
Menurut Bambang, langkah-langkah tersebut patut dihargai. Kendati dalam praktiknya masih ditemukan kekurangan.
“Ini kan sudah ada niatan baik. Perkara masih ada pungli, itu soal lain. Mari kita benahi bersama, beri masukan yang konstruktif, yang membangun. Bukan malah menyudutkan apalagi menjatuhkan,” ujarnya.
“Karena kalau bicara pungli dan korupsi, coba tunjukkan di mana institusi di negara ini yang bersih dari kedua hal itu? Di KPK yang konon institusi paling suci saja ‘tercemar’,” Bambang menambahkan.
Meski begitu, Bambang mengapresiasi kritik dan masukan Emerson terhadap jajaran Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya. Namun, ia berharap hal tersebut tetap disampaikan secara proporsional atau tak berlebihan.
Sebab jika tidak, menurutnya hal tersebut justru menambah masalah, bukan malah sebaliknya.
“Kritik dan saran itu disampaikan secara terukur. Jangan melebar kemana-mana, sampai-sampai presiden dibawa-bawa. Presiden saya kira urusannya banyak. Persoalan seperti ini cukup diselesaikan dan dikomunikasikan melalui Dirlantas saya kira sudah tuntas,” ia menuturkan.
Adapun salah satu pernyataan yang dianggap berlebihan, lanjut Bambang, ucapan Emerson yang menyebut pebalap MotoGP serta F1 Valentino Rossi dan Lewis Hamilton, tak mungkin bisa punya SIM kalau pembuatannya di Indonesia. Pernyataan yang disampaikan melalui surat terbuka kepada Presiden Jokowi itu dipandang terlalu hiperbola.
“Kalau istilah anak sekarang lebay. Sebab itu sama saja mengatakan bahwa puluhan hingga ratusan juta masyarakat Indonesia pemilik SIM, semua hasil dari suap. Ini kan bisa tersinggung banyak orang, termasuk keluarga dia sendiri pemilik SIM, yang seharusnya merasa terlecehkan dengan pernyataan itu,” Bambang mengungkapkan. (Imo)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here