Penulis: Imo Si Jurnalis Muda
Editor: Happy Karundeng
_______________________________________________
Elektoral.id, Jakarta – Penelitian Lembaga Penelitian Masyarakat Milenial (LPMM) telah melakukan survei terhadap partai politik dan tokoh – tokoh bakal calon presiden 2024-2029 di era pandemi.
Chief Executive LPMM Andrian Indra mengatakan muncul urutan pertama yaitu Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang terus mendapat suara tertinggi di antara dari para tokoh lainnya untuk kaum milenial sebagai calon presiden (Capres ) 2024. Hal ini terbukti dengan kepemimpinan Airlangga sebagai Ketum Golkar telah membawa Partai Golkar masuk ke dalam peringkat kedua sebagai partai politik yang diminati kaum milenial.
“Airlangga menjadi tokoh yang paling memiliki tingkat keterpilihan tertinggi oleh Generasi Z dan Y dengan 18,2 persen,” kata Andrian dalam rilisnya, Kamis (21/10).
Hal tersebut terkorelasi dengan jawaban 2140 responden yang menyatakan sebanyak 80,8 persen dari 2140 responden yang menggambarkan masyarakat Indonesia menyatakan kebijakan dan kerja. “Sepak terjang yang dilakukan oleh Airlangga dalam menjalankan tugas dari presiden sangat bermanfaat dan membantu kehidupan masyarakat, sedangkan 19,2 persen tidak merasakan manfaatnya,” ujarnya.
Di urutan kedua, lanjut Andrian ada nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan tingkat elektabilitas 18,1 persen beda tipis dengan Airlangga, walaupun hanya sebanyak 20,6 persen menyatakan kebijakan dan sepak terjang Ganjar Pranowo bermanfaat dan berguna disaat pandemi.
“Sebanyak 79,1 persen menyatakan tidak bermanfaat dan tidak dirasakan, hal ini dikarenakan kebijakan Ganjar Pranowo dan sepak terjangnya tidak bersifat nasional hanya untuk Jawa Tengah saja,” Andrian menuturkan.
Selanjutnya di urutan ketiga, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menempati urutan ketiga tingkat elektabilitasnya dengan 12,10 persen. Namun ada hal menarik bagi Gatot Nurmantyo di pikiran Generasi Z dan Y yang mana menghasilkan tingkat elektabilitas sebesar 6,4 % yang saat ini dia dikenal sebagai tokoh KAMI artinya Generasi Z dan Y sangat memperhatikan ketokohan Gatot Nurmatyo sebagai tokoh yang saat ini bersebrangan dengan pemerintah.
Andrian mengungkapkan berbeda dengan Agus Harimurti Yudhoyono yang memposisikan dirinya juga sebagai oposisi hanya memiliki tingkat elektabilitas 0,80 persen. “Sementara Puan Maharani menjadi tokoh wanita yang terkuat yang memiliki tingkat elektabilitas 5,7 persen dibandingkan dengan Tri Rismaharini yang hanya 3,3 % dan Sri Mulyani 3,1% walau kebijakan dan sepak terjang Tri Rismaharini dan Sri Mulyani sangat berpengaruh dan bermanfaat bagi masyarakat,” katanya.
Menurut Andrian, tingginya elektabilitas Puan Maharani memiliki korelasi terhadap kerja sebagai Ketua DPR RI yang mulai rajin turun ke bawah. Pendapat Generasi Z & Y yang sebanyak 51,6 persen menyatakan kebijakan dan kerja dari Puan Maharani memberikan manfaat dan membantu masyarakat di saat pandemi.
“Di mana peran Puan Maharani selaku Ketua DPR RI dalam mendukung program-program pemerintah untuk membantu masyarakat di saat pandemi,” ujarnya.
Lain halnya, tingkat keterpilihan Moeldoko sebagai Bakal Capres 2024-2029 yang mewakili tokoh TNI hanya 4,3 persen. Lalu sosok Anies Baswedan yang merupakan kepala daerah yang juga masuk bursa capres 2024 -2029 hanya dipilih sebanyak 3,1 persen oleh Generasi Z dan Y.
“Hal ini akibat kebijakan Anies tidak banyak bermanfaat bagi masyarakat dan cenderung justru banyak menghamburkan dana APBD untuk kegiatan yang mahal dan tidak bermanfaat saat Covid-19 misalnya penyelenggaraan Formula E,” Andrian menjelaskan.
Sementara, Sandiaga Uno yang merupakan mantan cawapres hanya memiliki tingkat keterpilihan sebesar 2,2 persen. “Dan Ridwan Kamil memiliki tingkat keterpilihan 2,1 persen sedangkan Muhaimin Iskandar 1,1 persen, kemudian Menteri BUMN Erick Thohir 0,9 persen,” ujarnya.
Selain itu, muncul beberapa parpol yang naik elektabilitasnya. LPMM menyimpulkan, Partai Golkar menjadi nomor dua setelah PDIP. Golkar menunjukkan masih menjadi partai yang diharapkan kaum milenial dan rakyat. “Membuktikan figur Airlangga sebagai kandidat capres juga mempengaruhi kenaikan elektabilitas Partai Golkar,” Andrian menambahkan. (Imo)