Elektoral.id, Jakarta – Tim Dislitbang TNI AD melakukan kampanye penerimaan prajurit bagi siswa SMK Mahardika Batujajar ke Bandung Barat. Selain itu memberikan pembekalan karakter, dalam rangka memberdayakan potensi lulusan bagi para siswa.
Kadislitbang TNI AD Brigjen TNI Terry Tresna Purnama mengungkapkan intansinya edang melakukan Litbang melalui program kerja sama, baik dengan organisasi Litbang di dalam tubuh TNI AD /Angkatan, Pemerintah, industri maupun perguruan tinggi.
“Ini penting, agar kegiatan Litbang lebih optimal dan tentunya efektif serta berdaya guna,” ujar Terry dalam rilisnya, Kamis (14/4).
Ia menjelaskan Ka Lab Kolonel Arh Saptarendra merekrut para lulusan SMK Mahardika jadi prajurit kemudian menyiapkan kemandirian dan produktivitas mereka dihadapkan pada perkembangan teknologi 4.0 di sekolah tersebut.
Menurutnya, dinamika teknologi saat ini cenderung kepada penggunaan internet dan siber.
“Implikasinya adalah terjadi globalisasi diberbagai aspek kehidupan yang tidak hanya merubah tatanan kehidupan sosial, ekonomi semata tapi juga (merubah) kultur budaya serta karakter bangsa,” kata Terry.
Sementara, Kadislitbang TNI AD Kolonel Arh Sapta pun menyampaikan bahwa untuk bisa mandiri lulusan SMK tidak hanya memiliki keterampilan saja namun juga harus memiliki benteng imunitas yaitu karakter.
“Ibarat Virus COVID -19, untuk melindunginya kita harus memiliki imunitas yang dapat menangkal serangan virus. Demikian juga untuk menangkal dampak globalisasi, para generasi muda kita harus memperkuat benteng perkuatan yaitu karakter yang kuat,” jelas Sapta.
Lulusan SMK, lanjut Sapta, merupakan sumber daya bangsa yang luar biasa. Setelah lulus, mereka tidak saja siap melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi, tapi juga siap untuk langsung menjadi tenaga kerja yang produktif.
“Seperti halnya sekarang, arus deras globalisasi dan demokrasi merubah kita menjadi sosok yang pragmatis dan oportunis serta mudah terpengaruh oleh berbagai ide, ajaran maupun cara yang tidak hanya akan merugikan diri kita tapi juga dengan teknologi internet dan media sosial dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
“Dibeberapa negara lain, mereka hancur dan terbelah -belah akibat tidak adanya semangat persatuan dan kesatuan, patriotisme, nasionalisme, kebersamaan dan nilai-nilai bangsa lainnya,” Sapta menambahkan.
Selain itu, kesempatan silaturahmi dengan Siswa SMK Mahardika juga dimanfaatkan untuk mengkampanyekan penerimaan prajurit dari lulusan SMK. “Tentara kita tidak hanya disiapkan perang dengan mengangkat senjata tapi juga ada yang melakukan kegiatan teknis di bidang penguasaan teknologi, seperti di Dislitbang TNI AD,” kata Sapta.
Selain mengajak anak SMK jadi prajurit, sebagaimana kebijakan dari Kadislitbang TNI AD maka kami juga mengajak sekolah SMK untuk bekerja sama memberdayakan Siswa maupun lulusan untuk meningkatkan kompetensi dan produktivitas mereka dengan pemanfaatan fasilitas laboratorium kita yang cukup lengkap.
Menurut Sapta, konsep pemberdayaan lulusan SMK merupakan tindaklanjut dari perintah dari Kasad dan Kadislitbang tentang kepekaan dan kepedulian terhadap masyarakat dan pemerintah.
“Masih banyak lulusan SMK yang menganggur dan juga ada sekolah yang belum memiliki labortorium seperti punya SMK Mahardika,” tegasnya. (Imo)