Penulis: Bimo Putro
Editor: Happy Karundeng
ELEKTORAL.ID, Jakarta – Tersiar kabar rencana Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat yang digelar di Deli Serdang, Sumatera Utara. Dalam sebuah foto yang beredar, memperlihatkan daftar nama peserta yang akan datang di antaranya mantan kader Demokrat Nazarudin, Jhoni Allen, hingga Moeldoko.
Merespon hal tersebut, Ketua Umum organisasi sayap Partai Demokrat Bintang Muda Indonesia (BMI) Farkhan Evendi dengan tegas menyatakan bahwa KLB tersebut merupakan agenda ilegal dan diselenggarakan oleh para pecundang.
“Mereka ini orang-orang yang tidak punya wewenang atas Partai Demokrat. Berlindung di bawah nama kekuasaan dan memprovokasi sebagian orang di tubuh partai. Apa namanya ini kalo bukan pecundang,” kata Farkhan di studio TVOne, Kamis (4/3) malam.
Farkhan juga menyampaikan protes kerasnya terhadap banyaknya komentar dari pihak luar yang menurutnya semakin membuat keruh keadaan karena tidak memahami persoalan secara utuh.
“Banyak komentar dari pihak luar, baik yang menagatasnamakan pengamat dan lain sebagainya, namun sebetulnya tidak memahami persoalan secara utuh. Bahkan ada juga yang cenderung menormalkan permasalahan yang dialami Partai Demokrat saat ini. Bukannya menjernihkan persoalan, tapi justru mereka malah semakin memperkeruh saja,” ujarnya.
Beberapa hal yang menjadi perhatian di antaranya adalah tudingan bahwa adanya gerakan pro KLB disebabkan karena Partai Demokrat tidak terbuka dan AD/ART partai yang berlaku sekarang merupakan dokumen akal-akalan serta mencerminkan lemahnya legitimasi Ketua Majelis Tinggi dan Ketua Umum Partai Demokrat.
Dengan tegas Farkhan membantah tudingan tersebut. Menurutnya, AD/ART Partai yang berlaku sekarang bukanlah akal-akalan, justeru ini merupakan hasil konsensus tertinggi dalam internal Partai Demokrat.
“Jangan sembarangan kalau ngomong, AD/ART Demokrat yang ada hari ini merupakan hasil konsensus tertinggi dari segenap kader yang ada di seluruh Indonesia. Dokumen tersebut juga bukan dibuat karena rendahnya legitimasi pemimpin Demokrat, namun itu dibuat untuk menghalau para pecundang seperti Jhoni Allen dan pihak luar seperti Moeldoko yang haus kekuasaan sehingga menghalalkan segala cara tanpa menghiraukan etika berdemokrasi,” ia menegaskan.
Ia menyampaikan bahwa kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Partai Demokrat sudah dikelola secara demokratis. Namun demikian, Farkhan mengingatkan kepada Moeldoko dan Hasnaeni Moein untuk jangan bermimpi mengambil alih kepemimpinan Demokrat.
“Kami ingatkan kepada Moeldoko dan apalagi perempuan bernama Hasnaeni Moein yang sudah berani bicara ngawur tentang Partai Demokrat. Kami ingatkan, BMI pasang badan, maka kalian para pecundang jangan bermimpi mampu menggeser posisi Ketum kami Mas AHY,” Farkhan menambahkan. (Imo)